Siang hari 25 Februari 2012 pukul 3 siang saya dan teman – teman dari KPA FORESTER mencoba menuju lokasi ini. Denga menggunakan sepeda motor kami menuju Marancar. Dan tibalah disana sekitar pukul 4.30 sore, agak telat karena beberapa kali harus berhenti di rumah kawan yang mau ikut kegiatan ini. sesampainya disana, sepeda motor kami titipkan di rumah warga sekitar. Mengingat hari yang sudah mulai sore, diputuskan untuk bermalam di desa tersebut.
Esok paginya sekitar pukul 9, setelah besiap. Perjalanan dilakukan menuju Air terjun Silima – lima. Diawali dengan berjalan memasuki daerah persawahan kemudian kebun salak disusul kemudian dengan perkebunan karet milik warga. Track disini masih datar sehingga tidak begitu menguras tenaga. Sekitar 30 menit kami berjalan sampai di ujung perkebunan karet tersebut. Kami putuskan untuk beristirahat. Dari sini kilauan air terjun sudah terlihat disertai suara deru air terjun.
Menapaki jalan tutunan hingga sampailah di dataran yang ujungnya adalah jurang. Disini jalan setapak habis. jalan satun – satunya adalah menurunu jurang terebut menuju aliran sungai. Dicarilah jurang yang memiliki medan landai agar bisa di lewati. Tentu saja jalan tidak ada disini, sehingga harus membuka jalan dengan menebas pepohonan kecil menggunakan parang. Begitulah terus hingga sampailah saya di tepian sungai yang mebuat saya terkejut karena seekor ular entah jenis apa sedang berjemur dibatuan tepi sungai.
Saya menunggu teman – teman lain yang sedang berusaha membesakan diri dari semaknya dan licinya jalan di atas sebuah batu. Sembari menunggu saya mengambil kamera dan memotret beberapa objek yang saya anggap menarik. Berikut adalah salah satu di antara objek yang saya abadikan berupa aliran sungai berbatu yang di tutupi pepohonan.
Aliran sungai berbatu yang di tutupi oleh rimbunnya pepohonan, terkesan damai khas alam
Setelah semua teman -teman datang,
beristirahat sejanak kemudian melanjutkan perjalanan. Perjalanan kali
ini adalah berupa menelusuri aliran sungai menuju hulu. Bebatuan licin,
besar dan derasnya air sungai adalah medan perjalanan yang harus kami
tempuh untuk menuju Air terjun.
30 menit berlalu dan sampailah kami di Air
terjun Siima – Lima, perjuangan yang melelahkan terbayar sudah ketika
sampai di depan air terjun ini. Sungguh pemandangan alam yang begitu
eksotis yang jarang di temui. Dengan ketinggian kurang lebih 80 Meter,
air terjun bebas dengan riak putih karena menghantam dinding tebing batu
dalam jatuhannya ke dasar. Seumur hidup saya, baru kali ini saya
melihat air terjun yang sangat tinggi di Wilayah Tapanuli Selatan.
Beruntunglah saya dan sobat petualang dari KPA FORESTER dapat melihat
langsung keindahan alam ciptaan Tuhan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar